Wajah Musuh

4 komentar

Saya sangat ingin mengetahui muka MUSUH SAYA. Siapakah dia. Seperti apa raut wajahnya. Apakah penuh garis tak jelas yang kusam. Sebab, tanpa terlihat dia terus menerus mengikuti saya ke manapun saya pergi, mengejar saya ketika berlari menerobos jalanan malam yang dingin lagi kotor karena karbonmonoksida. Rencana saya sering dibatalkannya dengan banyak alasan, bidikan saya digagalkannya dan meleset jauh dari sasaran, dia menghambat saya maju ke depan. Ketika saya berjuang menuju tujuan luhur, beranjak dari tidur malas, dia berkata dengan muram kepada saya, ’Tidak’.

Pada suatu malam saya menangkapnya di sudut tembok yang karatan termakan usia. Lalu saya memegangya erat-erat karena takut dia terlepas dan cadarnya saya renggutkan. Akhirnya, saya melihat wajahnya. Wah ! ternyata DIRI SAYALAH yang saya lihat.

(Bdg, 300308)

Mengapa Harus CorelDraw?

2 komentar


Bukan sebagai provokasi, agitasi, reklame dan sejenisnya, agar anda memakai Aplikasi Grafis berbasis vektor ini dalam mengerjakan tugas dan karya. Hanya sedikit tinjauan empiris terhadap fenomena Brand yang banyak dipakai oleh graphic user.Boleh dibilang, bila membahas aplikasi grafis 2 dimensi untuk PC yang terbayang dalam benak kita adalah CorelDraw.Atau boleh dikatakan, aplikasi grafis identik dengan CorelDraw.

Statement diatas tidaklah sepenuhnya benar tetapi dapat juga dibenarkan.

Menyoal aplikasi Grafis berbasis vector, sebenarnya masih ada aplikasi lain di luar sana. Yakni Adobe Freehand –sebelum diakusisi Adobe, sebelumnya bernama MacromediaFreehand–dan Adobe Illustrator, ini yang masuk kategori Standard Industri.,– maksudnya industri skala besar semacam publishing, Advertising, pre-press industry, hingga packaging industry banyak memakainya.

Kalau anda bertanya, mengapa kita tidak memasukkan Indesign, Pagemaker, Canvas,Flash dan lain-lain ke jajaran ini? Subjective saya menjawab, memang aplikasi yang disebut terakhir dapat juga mengolah vector, tapi tidak native.Pun, saat awal maraknya perkembangan aplikasi grafis, ketiga aplikasi yang disebut pertamalah yang berjibaku mengembangkan teknik tersebut.

Bila mau jujur, baik Corel, Freehand dan Illustrator memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.Kalau Corel hubar-habir dengan special effect tapi minus di postscript, Freehand yang tidak memakan resource terlalu tinggi tapi minus effect, atau Illustrator yang unggul di postscript tapi sukar untuk design multipage.

Terlepas dari semua itu, untuk regional lokal, mengapa Corel Draw terlihat selalu tampil didepan? Untuk Bandung katakanlah, hampir setiap komputer arsenal perangnya adalah CorelDraw, bukan Freehand atau Illustrator. Sementara untuk Jakarta, justru terjadi kebalikan, entah dengan kota-kota lain di Indonesia.

Ada beberapa faktor yang terlihat sebagai penyebab, diantaranya :

* Penetrasi Komputer berbasis intel pada pasar yang lebih menyeruak dibanding komputer berbasis Apple. Dikarenakan pada awalnya komputer berbasis Intel/Amd lebih murah dibanding komputer berbasis Apple –kurang lebih 8:1— menyebabkan banyak aplikasi Coreldraw banyak terinstall, meski, kecepatan Corel pada intel dibanding Freehand/Iillustrator pada Apple jauh tertinggal.

* Banyaknya Praktisi/Pengajar yang berbasis Intel , dengan demikian materi yang dikuasai pun ya Corel itu tadi

* Banyaknya buku bahan ajar yang membahas corel, karena banyaknya instruktur/praktisi yang menguasai Corel, dengan sendirinya buku bahan ajar maupun interaktif yang banyak dibua dan beredar ya Corel juga.

Dari sedikit pemaparan tadi tadap dipahami, mengapa Corel terlihat di depan meski bukan yang terbaik Tak ada salahnya kita juga mempelajari aplikasi grafis yang lain.

Sebelumnya telah diposting di http://suroso.com

Yang luput di AAC

10 komentar

Bicara soal film ini, kayaknya gak ada habis-habisnya sampai sekarang. Begitu film yang ditunggu-tunggu ini keluar di bioskop, waduh...seorang BJ Habibie saja jauh-jauh dari Jerman nonton ayat-ayat cinta. Well, Hanung Bramantyo kembali membuktikan levelnya di dunia sinema Indonesia dengan Ayat-ayat Cinta setelah beberapa tahun yang lalu sukses mengangkat Jomblo.
Apabila suatu movie award diadakan, kemungkinan besar film Ayat-ayat Cinta ini
memuncaki beberapa nominasi. Pada umumnya masyarakat yang menonton film ini sangat responsif dengan memberikan komentar positif. Ada yang bilang film ini mengharukan, romantis, Fedi Nurilnya cakep, segala sesuatu yang mengikat emosi penonton tentunya...sampai dengan saratnya film ini akan nuansa Islami. But, kita jangan melupakan peran dakwah Habiburrahman El Sirazhy yang mengarang novel Ayat-Ayat Cinta ini. Tapi ada hal yang sangat saya sayangkan dari Ayat-ayat Cinta the movie ini. Bukan menyangkut pemeran, setting, sutradara, atau sesuatu yang berhubungan dengan teknis. Tapi dakwah itu sendiri.

Yang pertama adalah adegan di mahattah metro atau kereta listrik ketika Fahri bertemu Aisha. Pada saat Aisha dibentak oleh lelaki Mesir karena menolong bule, Aisha membalas membentak tak kalah sengitnya, bersuara tinggi, dan melampiaskan amarah juga. Bukankah di Islam seorang wanita harus lembut ?..mmm..mungkin orang arab ngomongnya gitu kali ya...tapi di novelnya, jelas tertulis di halaman 24 (kalo gak salah) bahwa Aisha diam seribu bahasa dan matanya berkaca-kaca .
Yang
kedua. Fahri terlalu lama bersama Maria. Dan selama itu pula Maria masih menganut Kristen Koptik, terbukti ketika akan meninggal barulah ia minta diajarkan shalat. So, Fahri telah melakukan zina selama itu karena telah menikah dengan ahli kitab tanpa masuk Islam lebih dulu. Kalau mengacu pada novel, Maria pingsan setelah persidangan Fahri dan tiga hari kemudian langsung dead, yang disampaikan pengarang tak lain tak bukan adalah Fahri masih belum sempat mengIslamkannya.
Terlepas dari maksud sutradara yang ingin mendramatisir film ini, ingin mengolah cerita agak berbeda dari novel atau alasan klasik bahwa manusia tak ada yang sempurna. Tapi film yang katanya mengandung banyak pesan Islaminya ini terselip sesuatu yang mecolok dan menyimpang dari dasar Islam itu sendiri.



Sungguh Dekat Ajal itu

0 komentar

Innalillahi wainnailaihi roojiuun…
Seorang teman saya telah dipanggil-Nya sore ini. Dia meninggal karena penyakit khas anak kostan, typhoid alias tipus plus maag.
Arri Sargawi Jambak, namanya. Jambak adalah marga suku Minang, Sumatera Barat. Almarhum adalah teman seperjuangan sejak SMP sampai ke SMA, kemudian dia melanjutkan kuliah di Binus Jakarta. Dan ajal begitu dekat, di usi 19 tahun ia telah memenuhi panggilan Rabb dan menjumpai malaikat-malaikat yang senantiasa berdo’a di kala subuh.
Semoga Allah menerima amal ibadahnya selama di dunia ini.Amin.

Walaupun usia kita masih muda
Janganlah kita hanyut dalam arus dunia
Karena ajal tiada mengenal
Tua atau muda
Umur dan usia
Jikalau kita dipanjangkan usia
Janganlah hingga lalai dan lengah *)

Brothers – Mahligai Kebahagiaan

(Bdg 180308)

SMALLVILLE

1 komentar

Awal tahun ini Trans 7 menyuguhkan serial televisi yang cukup popular di seantero bumi, film seri yang diangkat dari tokoh Superman, Smallville. Serial TV ini dirilis pada tahun 2001 sampai sekarang belum juga selesai dan telah mencapai season 7. Udah lama banget.

Walaupun trans 7 memulainya di season 3 tapi tak apalah, kita sangat beruntung dapat menikmati film ini karena menjadi warna baru dalam pertelevisian Indonesia. Maklum televisi kita saat ini acaranya banyak yang ‘nggak gadek’ alias nggak enak. Setiap malam masyarakat Indonesia disuguhi sinetron penuh sentimental atau acara yang ada mama-mamanya kemudian berjoged dan menari di atas panggung, setelah itu mereka menangis pula di depan para juri. Aneh.

Selain visual efek yang canggih, Smallville mengandung banyak pesan moral. Liat aja hubungan antara Clark Kent dengan orang tuanya (Jonatahan Kent dan Martha), setiap episode selalu ada adegan yang mecerminkan kasih sayang antara orangtua dan anak. Padahal Clark bukan anak kandung mereka. Bahkan Clark bukan manusia yang lahir di bumi. He was came from Kryptonite.

Yang paling menonjol di film ini adalah persahabatan. Ada Pete Ross, teman bermain Clark dari kecil dan tau rahasia kekuatannya. Chloe Sullivan, reporter cerdas yang sering membantu nyari informasi buat Clark. Di film-film Superman, Lex Luthor adalah musuh bebuyutan Superman. Tapi di Smllville, Lex menjadi sahabat baik Clark, walaupun kita nggak tau akhirnya gimana, apakah mereka menjadi musuh atau nggak. Yang pasti Lex Luthor masih seorang konglomerat yang terkadang licik tapi sering nolongin sahabatnya. Dan yang menjadi musuh Clark adalah bokapnya si Lex, Lionel Luthor.

Kalau urusan asmara, Clark naksir sama satu cewek, namanya Lana Lang. Tapi mereka nggak jalan, Why? Seperti di film Spiderman 1, sang superhero nggak bisa jujur kalau mereka punya kekuatan besar karena bisa menjadi bumerang bagi orang-orang yang mereka cintai. So, Clark Kent is always in loneliness, Cuma bisa mendam perasaan. But Clark’s parents always be there, give him the spirit and told that he’ll find the true love, someday.

Pada akhir posting ini, saya mencuri kalimat Ben Parker atawa pamannya Peter Parker alias Spiderman, ‘with great power there is always comes up great responsibility’.

Pokoke mah, setiap episode seru..



See What happen

0 komentar

Oh i've said i want to see the end
Want to see the future want to see what happens
I expect an end to come for me to see
Perhaps it won't come
I've said i'd stay alive till then to see
It maybe stay alive until i've graduated
Stay alive until something's completed
But soon we're there and finally
At no completion but a conclusion
A contusion a fracture a ripping
Or breaking down quietly
Violently burned
Lying on my bed thinking about things
Thinking about what i have to read
About what i wrote last time, feeling at
What might be written and wandering
At last toward emptiness
What about suicide die young then
Nobody's disappointed
And one has to die written or unwritten
And then all is over a veil there
Is met and i am at the fringe
Sparkling neurons go no farther
Electric visions go dark it's time
For action. Is it. I do nothing.
Finally i think about something else,
That i want to see the end and want to see the future
Want to see what happens.




Morning story

1 komentar







Pagi ini saya baru pulang ke kosan. Sekitar jam 6 lewat jalan kaki di jalan Sukajadi. Itung-itung olahraga. Pagi-pagi begini, orang mulai sibuk di jalanan. Cari makan. bertahan hidup.
Saya sempat njepret kamera waktu itu. Keduanya mengorek sampah. Orang di sebelah kiri bertahan hidup, cari biaya sekolah anaknya, bisa beli beras. Mungkin. Tapi orang di sebelah kanan ’sekadar’ cari makan. Yang penting ia sarapan. Perutnya terisi. Masa bodoh urusan dunia, apalagi akhirat. Gak tau kalau mertua Taufik Hidayat (Agum Gumelar) sibuk mempromosikan diri biar bisa jadi gubernur Jabar, atau memperhatikan Dede Yusuf yang banting profesi dari artis menjadi politikus yang selalu berdo’a agar dilantik jadi wakil gubernur. Atau nonton berita olahraga, dini hari tadi Real Madrid menang (hore!!)sementara Barcelona dikalahkan Atletico Madrid. Atau tahu kalau Palestina lagi-lagi diserang Zionis Israel. Dia gak tahu. Karena ia orang gila.